DC
Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan
pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2
Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.
Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan Probe DC Volemeter
B. OSILOSKOP
GAMBAR OSILOSKOP
Osiloskop
adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk
sinyal listrik. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti
pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar
katode.
Generator
a. Power Supply
Power
Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah
suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat
listrik ataupun elektronika lainnya.
b. Baterai
Spesifikasi dan Pinout Baterai
Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
Output voltage: dc 1~35v
Max. Input current: dc 14a
Charging current: 0.1~10a
Discharging current: 0.1~1.0a
Balance current: 1.5a/cell max
Max. Discharging power: 15w
Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
Ukuran: 126x115x49mm
Berat: 460gr
BAHAN
·RESISTOR
GAMBAR 1. RESISTOR
Resistor merupakan
salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang
mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai terminal antara dua
komponen elektronika.Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang
melewatinya (V=IR).
·OP-AMP
GAMBAR 4. OP-AMP
Penguat operasional atau
yang biasa disebut OP-AMP merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan
sambatan(coupling) arus searah yang memiliki faktor penguatan(gain)
sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran.
·GROUND
GAMBAR 5. GROUND
Ground adalah titik
kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan
dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik dalam rangkaian elektronika.
Penguat operasional (Operational
Amplifier) atau yang biasa disebut dengan Op-Amp, merupakan penguat elektronika
yang banyak digunakan untuk membuat rangkaian detektor, komparator,
penguataudio, video, pembangkit sinyal, multivibrator, filter, ADC, DAC,
rangkaian penggerak dan berbagai macam rangkaian analoglainnya.
Op-amp pada umumnya tersedia dalam bentuk
rangkaian terpadu yang memiliki karakteristik mendekati karakteristik penguat
operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. Ada
tiga karakteristik utama op-amp ideal, yaitu:
1. Gain tak berhingga.
2. Impedansi input tak berhingga.
3. Impedansi output bernilai 0.
Namun, dalam praktiknya Op-Amp
memiliki Gain dan Impedansi input yang sangat besar namun bukan tak berhingga
sehingga Impedansi output akan sangat kecil hingga mendekati nilai 0.
Gambar 7. Simbol Op-Amp
Dapat dilihat bahwa Op-Amp secara umum memiliki 4
pin, yaitu masukan inverting dengan tanda (-), masukan non-inverting
dengan tanda (+), masukan tegangan positif dan tegangan negatif dan pin
keluaran atau output. Dalam Op-Amp, terdapat dua perbudaan bagi tegangan
yang diinputkan ke dalamnya. tegangan dapat dimasukan pada masukan inverting
dan juga dapat dimasukkan pada msukan non-inverting. Pada masukan Inverting tegangan input akan
menghasilkan output dengan beda fasa 180 derjat atau dapat dikatakan gelombang
uotput akan terbalik dari gelombang input.
Inverting Adder Amplifier
angkaian adder atau
penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat
dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput
yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor
penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp
adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting
atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian
adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting
penguat penjumlah inverting,inverting adder dengan Op-amp,penjumlah
inverting dengan op-amp,rangkaian penjumlah inverting dengan
op-amp,rangkaian penjumlah membalik,inverting adder circuit,penjumlah
sinyal inverting,
Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1,
V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui
R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif
karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3).
Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal
input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
V_{out}1=-(V1.\frac{Rf}{R1})\rightarrow
V_{out}2=-(V1.\frac{Rf}{R2})\rightarrow V_{out}3=-(V1.\frac{Rf}{R3})
Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting
diatas dapat dirumuskan sebagai berikut.
Vout=-\left ( \left ( V1\cdot \frac{Rf}{R1} \right )+\left ( V2\cdot
\frac{Rf}{R2} \right )+\left ( V3\cdot \frac{Rf}{R3} \right ) \right )
Rangkaian adder atau penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting
Rangkaian adder atau
penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat
dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput
yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor
penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp
adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting
atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian
adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting
angkaian adder atau
penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat
dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput
yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor
penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp
adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting
atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian
adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting
penguat penjumlah inverting,inverting adder dengan Op-amp,penjumlah
inverting dengan op-amp,rangkaian penjumlah inverting dengan
op-amp,rangkaian penjumlah membalik,inverting adder circuit,penjumlah
sinyal inverting,
Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1,
V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui
R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif
karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3).
Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal
input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
V_{out}1=-(V1.\frac{Rf}{R1})\rightarrow
V_{out}2=-(V1.\frac{Rf}{R2})\rightarrow V_{out}3=-(V1.\frac{Rf}{R3})
Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting
diatas dapat dirumuskan sebagai berikut.
Vout=-\left ( \left ( V1\cdot \frac{Rf}{R1} \right )+\left ( V2\cdot
\frac{Rf}{R2} \right )+\left ( V3\cdot \frac{Rf}{R3} \right ) \right )
angkaian adder atau
penjumlah sinyal dengan Op-amp adalah konfigurasi Op-Amp sebagai penguat
dengan diberikan input lebih dari satu untuk menghasikan sinyal ouput
yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal input dan faktor
penguatan yang ada. Pada umumnya rangkaian adder/penjumlah dengan Op-Amp
adalah rangkaian penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting
atau non inverting yang diberikan input lebih dari 1 line. Rangkaian
adder/penjumlah secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut.
Rangkaian Adder/Penjumlah Inverting
penguat penjumlah inverting,inverting adder dengan Op-amp,penjumlah
inverting dengan op-amp,rangkaian penjumlah inverting dengan
op-amp,rangkaian penjumlah membalik,inverting adder circuit,penjumlah
sinyal inverting,
Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1,
V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui
R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif
karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3).
Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal
input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
V_{out}1=-(V1.\frac{Rf}{R1})\rightarrow
V_{out}2=-(V1.\frac{Rf}{R2})\rightarrow V_{out}3=-(V1.\frac{Rf}{R3})
Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting
diatas dapat dirumuskan sebagai berikut.
Vout=-\left ( \left ( V1\cdot \frac{Rf}{R1} \right )+\left ( V2\cdot
\frac{Rf}{R2} \right )+\left ( V3\cdot \frac{Rf}{R3} \right ) \right )
Pada operasi adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting). Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Pada operasi
adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3)
diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2,
R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena
penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3).
Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal
input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting diatas dapat dirumuskan sebagai berikut.
B. RESISTOR
GAMBAR . RESISTOR
Resistor
merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk
membatasi arus yang mengalir pada suatu rangkaian dan berfungsi sebagai
terminal antara dua komponen elektronika.Tegangan pada suatu resistor
sebanding dengan arus yang melewatinya (V=IR).Cara menghitung nilai
resistor dapat dilihat pada gambar2 dan gambar 3.
GAMBAR 2. WARNA GELANG RESISTOR
GAMBAR 3. CARA PENGHITUNGAN BESAR RESISTANSI RESISTOR LANGKAH-LANGKAH :
·MASUKKAN ANGKA LANGSUNG DARI KODE WARNA GELANG KE-1 (PERTAMA)
·MASUKKAN ANGKA LANGSUNG DARI KODE WARNA GELANG KE-2
·MASUKKAN JUMLAH NOL DARI KODE WARNA GELANG KE-3 ATAU PANGKATKAN ANGKA TERSEBUT DENGAN 10 (10N)
·MERUPAKAN TOLERANSI DARI NILAI RESISTOR TERSEBUT
CONTOH :
GELANG KE 1 : COKLAT = 1
GELANG KE 2 : HITAM = 0
GELANG KE 3 : HIJAU = 5 NOL DIBELAKANG ANGKA GELANG KE-2; ATAU KALIKAN 105
GELANG KE 4 : PERAK = TOLERANSI 10%
·MAKA NILAI RESISTOR TERSEBUT ADALAH 10 * 105 = 1.000.000 OHM ATAU 1 MOHM DENGAN TOLERANSI 10%.
c. Oscilloscope
siloskop adalah alat ukur Elektronik yang dapat memetakan atau
memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi menjadi gambar grafik agar
dapat dibaca dan mudah dipelajari. Dengan menggunakan Osiloskop, kita
dapat mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik
atau frekuensi dalam suatu rangkaian Elektronika. Pada umumnya osiloskop
dapat menampilkan grafik Dua Dimensi (2D) dengan waktu pada sumbu X dan
tegangan pada sumbu Y.
Osiloskop banyak digunakan pada industri-industri seperti penelitian,
sains, engineering, medikal dan telekomunikasi. Saat ini, terdapat 2
jenis Osiloskop yaitu Osiloskop Analog yang menggunakan Teknologi CRT
(Cathode Ray Tube) untuk menampilkan sinyal listriknya dan Osiloskop
Digital yang menggunakan LCD untuk menampilkan sinyal listrik atau
gelombang.
Selain fitur-fitur dasarnya, kebanyakan Osiloskop juga dilengkapi dengan
alat pengukuran yang dapat mengukur Frekuensi, Amplitudo dan
karakteristik gelombang sinyal listrik. Secara umum, Osiloskop dapat
mengukur karakteristik yang berbasis Waktu (Time) dan juga karakteristik
yang berbasis tegangan (Voltage).
Karakteristik Berbasis Waktu (Time)
Frekuensi dan Periode – Frekuensi merupakan jumlah
getaran yang dihasilkan selama 1 detik yang dinyatakan dengan Hertz.
Sedangkan periode adalah kebalikan dari Frekuensi, yaitu waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran yang biasanya dilambangkan
dengan t dengan satuan detik. Kemampuan Osiloskop dalam mengukur
maksimum Frekuensi berbeda-beda tergantung pada tipe osiloskop yang
digunakan. Ada yang dapat mengukur 100MHz, ada yang dapat mengukur
20MHz, ada yang hanya dapat mengukur 5MHz.
Duty Cycle (Siklus Kerja) – Duty Cycle adalah
perbandingan waktu ketika sinyal mencapai kondisi ON dan ketika mencapai
kondisi OFF dalam satu periode sinyal. Dengan kata lain, Siklus Kerja
atau Duty Cycle adalah perbandingan lama kondisi ON dan kondisi OFF
suatu sinyal pada setiap periode.
Rise dan Fall Time – Rise Time adalah waktu
perubahan sinyal (durasi) dari sinyal rendah ke sinyal tinggi, contoh
dari 0V ke 5V. Sedangkan Fall Time adalah waktu perubahan sinyal
(durasi) dari sinyal tinggi ke sinyal rendah, contohnya perubahan dari
5V ke 0V. Karakteristik ini sangat penting dalam mengukur respon suatu
rangkaian terhadap sinyalnya.
Karakteristik Berbasis Tegangan (Voltage)
Amplitudo – Amplitudo adalah ukuran besarnya suatu
sinyal atau biasanya disebut dengan tingginya puncak gelombang. Terdapat
beberapa cara dalam pengukuran Amplitudo yang diantaranya adalah
pengukuran dari Puncak tertinggi ke Puncak terendah (Vpp), ada juga yang
mengukur salah satu puncaknya saja baik yang tertinggi maupun yang
terendah dengan sumbu X atau 0V.
Tegangan Maksimum dan Minimum – Osiloskop dapat dengan mudah menampilkan Tegangan Maksimum dan Minumum suatu rangkaian Elektronika.
Tegangan Rata-rata – Osiloskop dapat melakukan
perhitungan terhadap tegangan sinyal yang diterimanya dan menampilkan
hasil tegangan rata-rata sinyal tersebut.
Kinerja dan Spesifikasi Osiloskop
Tidak Semua Osiloskop memiliki kinerja yang sama, hal ini tergantung
oleh spesifikasi pada Osiloskop tersebut. Beberapa spesifikasi penting
pada Osiloskop yang menentukan kinerja Osiloskop diantaranya seperti
dibawah ini :
Bandwidth (Lebar Pita) – Bandwith menentukan rentang frekuensi yang dapat diukur oleh Osiloskop. Contohnya 100MHz, 20MHz atau 10MHz
Digital atau Analog – Osiloskop dapat digolongkan
menjadi 2 jenis yaitu Osiloskop Analog dan Osiloskop Digital. Osiloskop
Analog menggunakan Tegangan yang diukur untuk menggerak berkas elektron
dalam tabung gambar untuk menampilkan bentuk gelombang yang diukurnya.
Sedangkan Osiloskop Digital menggunakan Analog to Digital Converter
(ADC) untuk mengubah besaran tegangan menjadi besaran digital. Pada
umumnya, Osiloskop Analog memiliki lebar pita atau bandwidth yang lebih
rendah, fitur lebih sedikit dibandingkan dengan Osiloskop Digital, namun
osiloskop Analog memiliki respon yang lebih cepat.
Jumlah Channel (Kanal) – Osiloskop yang dapat
membaca lebih dari satu sinyal dalam waktu yang sama dan menampilkannya
di layar secara simultan. Kemampuan tersebut tergantung pada jumlah
kanal yang dimilikinya. Pada umumnya, Osiloskop yang ditemukan di
pasaran memiliki 2 atau 4 kanal.
Sampling Rate – Sampling Rate hanya untuk Osiloskop Digital yaitu berapa kali sinyal itu dibaca dalam satu detik.
Rise Time – Spesifikasi Rise Time pada Osiloskop
menunjukan seberapa cepat Osiloskop tersebut mengukur perubahan sinyal
naik dari yang terendah ke yang tertinggi.
Maximum Input Voltage – Setiap peralatan elektronik
memiliki batas tegangan Inputnya, tak terkecuali Osiloskop. Jika sinyal
melebihi batas tegangan yang ditentukan, Osiloskop tersebut akan
menjadi rusak karenanya.
Vertical Sensitivity (Sensitivitas Vertikal) – Nilai
Vertical Sensitivity menunjukan kemampuan penguatan vertikal untuk
memperkuat sinyal lemah pada Osiloskop. Vertical Sensitivity ini diukur
dengan satuan Volt per div.
Time Base – Time Base menunjukan kisaran
Sensitivitas pada Horisontal atau Sumbu Waktu. Nilai Time base diukur
dengan satuan second per div.
Input Impedance – Impedansi Input digunakan pada
saat pengukuran Frekuensi tinggi. Kita juga dapat menggunakan Probe
Osiloskop untuk kompensasi Impedansi yang kurang.
D. Baterai
Baterai meruapakan alat yang terdapat 2 sel elektrokimia yang bisa
mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Tiap baterai memiliki
kutub positif dan kutub negatif. Kutub positif artinya memiliki energi
potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif. Kutub negatif
artinya sumber elektron pada saat disambungkan dengan rangkaian
eksternal akan mengalir dan memberikan energi listrik ke peralatan
eksternal.
Fungsi Baterai
Baterai atau accu pada mobil berfungsi
untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan
digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem
pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya.
Selain itu baterai atau accu bisa digunakan untuk menstabilkan tegangan (
stabilisator ).Bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah:
Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, radio,
Saat starter untuk menghidupkan sistem starter
Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan,
dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.
Jenis-Jenis Baterai
Baterai Primer (Tidak dapat di isi ulang)
Baterai Primer merupakan baterai yang
dipakai sekali dan tidak bisa di isi ulang. Hal ini karena baterai
tersebut mudah digunakan dan harganya terjangkau. Baterai jenis ini
Bisanya hanya terdapat 6volt-9 energi listrik.
Macam-macam merk Baterai Primer:
Baterai Zinc-Carbon
Baterai Mengandung bahan Zinc yang
berguna sebagai Kutub Negatif dan juga sebagai pembungkus Baterainya.
Sedangkan Kutub Positifnya terbuat dari Karbon yang berbentuk Batang .
Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan jenis baterai yang relatif harganya
murah dibandingkan dengan jenis baterai lainnya.
Baterai Alkaline
Baterai Alkaline lebih awet jika
dibandingkan dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakan
baterai alkaline adalah Potassium hydroxide yang mengandung Zat Akali
sehingga namanya disebut dengan Baterai Alkaline.
Baterai Lithium
Baterai Lithium lebih awet dibanding
jenis-jenis Baterai Primer lainnya. Karena Baterai Lithium dapat
disimpan lebih dari 10 tahun dan dapat berfungsi pada suhu yang sangat
rendah. Karena keawetannya aplikasi Memory Backup pada Mikrokomputer
maupun Jam Tangan.
Baterai Silver Oxide
Baterai Silver Oxide merupakan jenis
baterai yang paling mahal di banding batrai lain. Hal ini dikarenakan
baterai ini menghasilkan Energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang
relatif kecil dan ringan.
Baterai Sekunder (Baterai yang dapat di ulang)
Baterai Sekunder adalah jenis baterai
yang dapat di isi ulang setelah habis digunakan.Perbedaan dengan baterai
primer adalah pada kapasitas nya lebih besar baterai sekunder daripada
primer.hal ini pun mempengaruhi Harga baterai ini mahal di pasaran.
Macam-macam Merk Baterai Sekunder :
Baterai Ni-Cd
Baterai Ni-Cd merupakan jenis baterai
sekunder yang menggunakan bahan dari Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic
Cadmium sebagai bahan Elektrolitnya.dan juga kandungan baterai ini
terdapat racun yang membahayakan manusia. Baterai Ni-Cd akan melakukan
discharge sendiri sekitar 30% per bulan saat tidak digunakan.
Baterai Ni-MH
Baterai Ni-MH mempunyai keunggulan yang
hampir sama dengan Ni-Cd, tapi baterai Ni-MH unggul di kapasitas 30%
lebih tinggi dibandingkan dengan Baterai Ni-Cd ,serta tidak mengandung
racun sehingga aman untuk manusia.
Baterai Li-Ion
Baterai jenis Li-Ion merupakan jenis
Baterai yang paling banyak digunakan pada alat industri Elektronika
seperti Digital Kamera, Handphone, Kamera dan Laptop. Baterai Li-Ion
juga memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan
sekitar 30% serta menyediakan kapasitas yang lebih besar sekitar 30%
jika dibandingkan dengan Baterai jenis lainnya.
Prinsip Kerja Baterai
Baterai adalah perangkat yang mampu
menghasilkan tegangan DC, yaitu dengan cara mengubah energi kimia yang
terkandung didalamnya menjadi energi listrik melalui reaksi elektro
kima, Redoks (Reduksi – Oksidasi). Terdapat 2 proses yang terjadi pada
baterai :
Proses Pengisian : Proses pengubahan energi listrik menjadi energi kimia.
Bila baterai dihubungkan dengan beban
maka, elektron mengalir ke elektroda positif (PbO2) melalui beban dari
elektroda negatif (Pb), kemudian ion-ion negatif mengalir ke elektroda
positif dan ion-ion positif mengalir ke elektroda negatif. Arus listrik
dapat mengalir disebabkan adanya elektron yang bergerak ke dan/atau dari
elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan
molekul elektrolit sehingga memberikan jalan bagi elektron untuk
mengalir.
Proses Pengosongan : Proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik.
Proses ini adalah kebalikan dari proses
pengosongan dimana arus listrik dialirkan yang arahnya berlawanan dengan
arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada proses ini setiap molekul
air terurai. Ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada
plat positif membentuk timah peroxida (PbO2). Sedangkan tiap pasang ion
hidrogen (2H+) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif Sulfat
(SO4–) pada plat negatif untuk membentuk asam sulfat.
Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai adalah jumlah ampere
jam (Ah = kuat arus/Ampere x waktu/hour), artinya baterai dapat
memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara rata-rata sebelum tiap
selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar
1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V; jika dipakai maka
tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah
terpakai semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V).
Misal, baterai 12 V 75 Ah. Baterai
ini bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya
memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V x I = Voltase x
Ampere = 12 V x 75 A). Secara hitungan kasar dapat menyuplai alat
berdaya 900 Watt selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10
jam.
E. Ground
Untuk rangkaian DC, ground merupakan jalur kabel listrik yang berhubungan dengan kutub negatif (-) dari baterai/accu.
Sedangkan pada rangkaian AC, ground merupakan jalur listrik yang berhubungan dengan sistem pentanahan.
Dengan
demikian pada sistem kelistrikan DC terdapat 2 kabel utama yang
bersumber dari kutub positif (+) dan kutub negatif (-), sedangkan pada
sistem kelistrikan AC terdapat 3 kabel utama yaitu fasa (L), netral (N),
dan ground (GND).
Pada
gambar diatas tampak jalur ground yang ditunjukkan dengan jalur warna
kuning, sedangkan jalur Line dan Netral ditunjukan dengan warna merah
dan biru.
Kualitas jalur ground yang baik akan berpengaruh pada hasil rangkaian yang kita buat.
Apa yang terjadi jika sistem ground pada rangkaian elektronika kurang baik?
Sebagai
contoh rangkaian sound sistem yang menggunakan sistem kelistrikan DC,
apabila ground kurang baik maka akan terasa suara “mendengung“ .
Demikian
juga dengan rangkaian AC, kualitas ground yang kurang baik akan
mengakibatkan kita tersengat listrik dengan skala kecil pada saat
menyentuh body peralatan listrikyang terbuat dari logam.
Cara membuat ground yang baik pada rangkaian DC adalah dengan menggunakan kabel grounding yang kualitasnya baik.
Cara mengukur nilai sistem ground pada alat elektronika
Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas dari suatu sistem ground pada rangkaian elektronika AC kita dapat menggunakan alat earth tester / grounding tester.
Untuk mengukur sebuah sistem grounding selektor kita atur pada posisi 20 Ohm.
Karena diharapkan pengukuran dengan mengatur alat pada posisi 20 Ohm akan menghasilkan pengukuran yang akurat.
Sebab sistem grounding yang baik untuk rangkaian listrik umumnya berkisar antara 1 –2 Ohm.
Earth
tester biasanya dilengkapi dengan 3 buah kabel yang cukup panjang serta
2 buah tombak kecil yang nantinya ditancapkan ke tanah dengan jarak
tombak satu dengan yang lain kira-kira 10 meteran.
Lalu 1 kabel sisanya disambungkan ke jalur ground rangkaian listrik.
Yang harus diperhatikan pada saat kita mengukur ground untuk instalasi listrik, pastikan jalur ground sementara diputus dahulu dari rangkaian instalasi listrik.
Setelah selesai pengukuran, barulah jalur ground kita sambungkan lagi ke rangkaian instalasi listrik.
Berikut ini adalah gambar salah satu contoh dari titik grounding yang ada pada instalasi listrik di rumah.
Anak panah warna kuning yang ada di gambar menunjukan titik groundingnya dari suatu rangkaian listrik.
Selanjutnya
dari titik tersebut akan dihubungkan ke instalasi listrik dengan
menggunakan kabel grounding seperti contoh di bawah ini.
Di marketplace tersedia berbagai macam ukuran diameter kabel ground dari 2,5mm - 50mm.
Standar warna kabel ground adalah kuning dan terdapat garis berwarna hijau kuning.
baterai adalah sel
elektrokimia yang mengubah energi kimia secara langsung menjadi energi
listrik. Baterai mengalirkan energi listrik dari potensial tinggi ke
potensial rendah untuk menghidupkan suatu alat elektronik.
Fungsi baterai
Batu baterai berfungsi untuk meyediakan atau menyuplai energi listrik
bagi alat elektronik tanpa harus tersambung ke listrik.
Berdasarkan situs MIT School of Engeenering, kita tidak dapat menangkap
dan menyimpan listrik, namuan kita bisa menyimoan energi listrik dalam
bentuk energi kimia menggunakan baterai.
Baterai kemudian bisa mengubah energi kimia tersebut menjadi energi
listrik kapan saja melalui proses elektrokimia. Energi listrik tersebut
kemudian digunakan untuk menyalakan alat elektronik seperti laptop,
kamera, ponsel, walkie-talkie, radio, hingga mobil.
Baca juga: Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Rumusnya
Jenis-jenis baterai
Secara umum, terdapat dua jenis baterai yaitu baterai primer dan
sekunder. Berikut penjelasannya:
Baterai primer
Baterai primer adalah baterai sekali pakai yang tidak bisa diisi ulang
karena reaksi kimianya bersifat irreversible (tidak dapat dibalikkan).
Contoh baterai primer adalah:
Baterai zinc-carbon
Baterai zinc –cabon terbuat dari seng dan karbon sebagai bahan utamanya.
Seng digunakan sebagai pembukus baterai sekaligus wadah elektroda
negatif.
Sedangkan karbon berbentuk batang ditengah baterai digunakan sebagai
elektroda positif. Contoh baterai zinc-carbon adalah baterai berbentuk
tabung yang digunakan untuk jam dinding.
Baterai alkalin
Dilansir dari Chemistry LibreText, baterai alkalin menghasilkan tiga
hingga lima kali energi lebih banyak dari baterai zinc-carbon dengan
ukuran yang sama. Sehingga baterai alkalin jauh lebih tahan lama
daripada baterai zinc-carbon.
Baca juga: 10 Alat Rumah dengan Energi Listrik dan Fungsinya
Baterai sekunder
Baterai sekunder adalah baterai yang bida dipakai berkali-kali atau
diisi ulang. Hal tersebut memungkinkan karena reaksi elektrokimia dalam
baterai sekunder bersifat reversible (bolak-balik). Contoh baterai
sekunder, yaitu:
Baterai nikel-kadmium (NiCd)
Baterai NiCd adalah baterai yang katodanya terbuat dari logam nikel,
sedangkan anodanya terbuat dari kadmium yang digulung berlapis dengan
lapisan pemisah di antara keduanya. Baterai NiCd mengeluarkan lebih
banyak daya dari baterai alkalin dan dapat diisi ulang sebanyak 1000
kali.
Baterai litium-ion (Li-Ion)
Baterai Li-Ion adalah baterai yang paling sering digunakan dalam alat
elektronik portable seperti ponsel pintar dan juga laptop.
Hal ini dikarenakan baterai Li-Ion menghasilkan listrik dalam jumlah
besar, tegangan yang konstan, hemat daya, dan juga jauh lebih ringan
dibanding jenis baterai sekunder lainnya.
Baterai asam-timbal
Baterai asam timbal adalah baterai yang terdiri dari ksida timbal
sebagai elektroda positif dan timbal sebagai elektroda negatif yang
tersendam dalam larutan asam H2SO4.
Bateri asam-timbal menghasilkan tegangan dan arus yang tinggi sehingga
digunakan untuk menyalakan mesin kendaraan bermotor seperti, mobil,
motor, dan truk.
Baca juga: 5 Contoh Kegiatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah ada Listrik
Prinsip kerja baterai
Baterai bekerja dengan dua cara yang berbeda namun berkesinambungan,
yaitu prinsip pengisian dan pengosongan.
Prinsip pengisian adalah mekanisme konvensi energi listrik untuk
disimpan ke dalam bentuk energi kimia. Dalam pengisian, baterai yang
telah digunakan energi kimianya diisi ulang agar dapat kembali
menghasilkan listrik.
Prinsip pengosongan adalah mekanisme konvensi energi kimia menjadi
energi listrik. Pada pengosongan, energi kimia dipecah dengan cara
elektrokimia menjadi energi listrik. Energi listrik dilepaskan ke
perangkat elektronik, sedangkan energi kimia menjadi kosong atau habis.
baterai adalah sel
elektrokimia yang mengubah energi kimia secara langsung menjadi energi
listrik. Baterai mengalirkan energi listrik dari potensial tinggi ke
potensial rendah untuk menghidupkan suatu alat elektronik.
Fungsi baterai
Batu baterai berfungsi untuk meyediakan atau menyuplai energi listrik
bagi alat elektronik tanpa harus tersambung ke listrik.
Berdasarkan situs MIT School of Engeenering, kita tidak dapat menangkap
dan menyimpan listrik, namuan kita bisa menyimoan energi listrik dalam
bentuk energi kimia menggunakan baterai.
Baterai kemudian bisa mengubah energi kimia tersebut menjadi energi
listrik kapan saja melalui proses elektrokimia. Energi listrik tersebut
kemudian digunakan untuk menyalakan alat elektronik seperti laptop,
kamera, ponsel, walkie-talkie, radio, hingga mobil.
Baca juga: Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Rumusnya
Jenis-jenis baterai
Secara umum, terdapat dua jenis baterai yaitu baterai primer dan
sekunder. Berikut penjelasannya:
Baterai primer
Baterai primer adalah baterai sekali pakai yang tidak bisa diisi ulang
karena reaksi kimianya bersifat irreversible (tidak dapat dibalikkan).
Contoh baterai primer adalah:
Baterai zinc-carbon
Baterai zinc –cabon terbuat dari seng dan karbon sebagai bahan utamanya.
Seng digunakan sebagai pembukus baterai sekaligus wadah elektroda
negatif.
Sedangkan karbon berbentuk batang ditengah baterai digunakan sebagai
elektroda positif. Contoh baterai zinc-carbon adalah baterai berbentuk
tabung yang digunakan untuk jam dinding.
Baterai alkalin
Dilansir dari Chemistry LibreText, baterai alkalin menghasilkan tiga
hingga lima kali energi lebih banyak dari baterai zinc-carbon dengan
ukuran yang sama. Sehingga baterai alkalin jauh lebih tahan lama
daripada baterai zinc-carbon.
Baca juga: 10 Alat Rumah dengan Energi Listrik dan Fungsinya
Baterai sekunder
Baterai sekunder adalah baterai yang bida dipakai berkali-kali atau
diisi ulang. Hal tersebut memungkinkan karena reaksi elektrokimia dalam
baterai sekunder bersifat reversible (bolak-balik). Contoh baterai
sekunder, yaitu:
Baterai nikel-kadmium (NiCd)
Baterai NiCd adalah baterai yang katodanya terbuat dari logam nikel,
sedangkan anodanya terbuat dari kadmium yang digulung berlapis dengan
lapisan pemisah di antara keduanya. Baterai NiCd mengeluarkan lebih
banyak daya dari baterai alkalin dan dapat diisi ulang sebanyak 1000
kali.
Baterai litium-ion (Li-Ion)
Baterai Li-Ion adalah baterai yang paling sering digunakan dalam alat
elektronik portable seperti ponsel pintar dan juga laptop.
Hal ini dikarenakan baterai Li-Ion menghasilkan listrik dalam jumlah
besar, tegangan yang konstan, hemat daya, dan juga jauh lebih ringan
dibanding jenis baterai sekunder lainnya.
Baterai asam-timbal
Baterai asam timbal adalah baterai yang terdiri dari ksida timbal
sebagai elektroda positif dan timbal sebagai elektroda negatif yang
tersendam dalam larutan asam H2SO4.
Bateri asam-timbal menghasilkan tegangan dan arus yang tinggi sehingga
digunakan untuk menyalakan mesin kendaraan bermotor seperti, mobil,
motor, dan truk.
Baca juga: 5 Contoh Kegiatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah ada Listrik
Prinsip kerja baterai
Baterai bekerja dengan dua cara yang berbeda namun berkesinambungan,
yaitu prinsip pengisian dan pengosongan.
Prinsip pengisian adalah mekanisme konvensi energi listrik untuk
disimpan ke dalam bentuk energi kimia. Dalam pengisian, baterai yang
telah digunakan energi kimianya diisi ulang agar dapat kembali
menghasilkan listrik.
Prinsip pengosongan adalah mekanisme konvensi energi kimia menjadi
energi listrik. Pada pengosongan, energi kimia dipecah dengan cara
elektrokimia menjadi energi listrik. Energi listrik dilepaskan ke
perangkat elektronik, sedangkan energi kimia menjadi kosong atau habis.
baterai adalah sel
elektrokimia yang mengubah energi kimia secara langsung menjadi energi
listrik. Baterai mengalirkan energi listrik dari potensial tinggi ke
potensial rendah untuk menghidupkan suatu alat elektronik.
Fungsi baterai
Batu baterai berfungsi untuk meyediakan atau menyuplai energi listrik
bagi alat elektronik tanpa harus tersambung ke listrik.
Berdasarkan situs MIT School of Engeenering, kita tidak dapat menangkap
dan menyimpan listrik, namuan kita bisa menyimoan energi listrik dalam
bentuk energi kimia menggunakan baterai.
Baterai kemudian bisa mengubah energi kimia tersebut menjadi energi
listrik kapan saja melalui proses elektrokimia. Energi listrik tersebut
kemudian digunakan untuk menyalakan alat elektronik seperti laptop,
kamera, ponsel, walkie-talkie, radio, hingga mobil.
Baca juga: Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Rumusnya
Jenis-jenis baterai
Secara umum, terdapat dua jenis baterai yaitu baterai primer dan
sekunder. Berikut penjelasannya:
Baterai primer
Baterai primer adalah baterai sekali pakai yang tidak bisa diisi ulang
karena reaksi kimianya bersifat irreversible (tidak dapat dibalikkan).
Contoh baterai primer adalah:
Baterai zinc-carbon
Baterai zinc –cabon terbuat dari seng dan karbon sebagai bahan utamanya.
Seng digunakan sebagai pembukus baterai sekaligus wadah elektroda
negatif.
Sedangkan karbon berbentuk batang ditengah baterai digunakan sebagai
elektroda positif. Contoh baterai zinc-carbon adalah baterai berbentuk
tabung yang digunakan untuk jam dinding.
Baterai alkalin
Dilansir dari Chemistry LibreText, baterai alkalin menghasilkan tiga
hingga lima kali energi lebih banyak dari baterai zinc-carbon dengan
ukuran yang sama. Sehingga baterai alkalin jauh lebih tahan lama
daripada baterai zinc-carbon.
Baca juga: 10 Alat Rumah dengan Energi Listrik dan Fungsinya
Baterai sekunder
Baterai sekunder adalah baterai yang bida dipakai berkali-kali atau
diisi ulang. Hal tersebut memungkinkan karena reaksi elektrokimia dalam
baterai sekunder bersifat reversible (bolak-balik). Contoh baterai
sekunder, yaitu:
Baterai nikel-kadmium (NiCd)
Baterai NiCd adalah baterai yang katodanya terbuat dari logam nikel,
sedangkan anodanya terbuat dari kadmium yang digulung berlapis dengan
lapisan pemisah di antara keduanya. Baterai NiCd mengeluarkan lebih
banyak daya dari baterai alkalin dan dapat diisi ulang sebanyak 1000
kali.
Baterai litium-ion (Li-Ion)
Baterai Li-Ion adalah baterai yang paling sering digunakan dalam alat
elektronik portable seperti ponsel pintar dan juga laptop.
Hal ini dikarenakan baterai Li-Ion menghasilkan listrik dalam jumlah
besar, tegangan yang konstan, hemat daya, dan juga jauh lebih ringan
dibanding jenis baterai sekunder lainnya.
Baterai asam-timbal
Baterai asam timbal adalah baterai yang terdiri dari ksida timbal
sebagai elektroda positif dan timbal sebagai elektroda negatif yang
tersendam dalam larutan asam H2SO4.
Bateri asam-timbal menghasilkan tegangan dan arus yang tinggi sehingga
digunakan untuk menyalakan mesin kendaraan bermotor seperti, mobil,
motor, dan truk.
Baca juga: 5 Contoh Kegiatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah ada Listrik
Prinsip kerja baterai
Baterai bekerja dengan dua cara yang berbeda namun berkesinambungan,
yaitu prinsip pengisian dan pengosongan.
Prinsip pengisian adalah mekanisme konvensi energi listrik untuk
disimpan ke dalam bentuk energi kimia. Dalam pengisian, baterai yang
telah digunakan energi kimianya diisi ulang agar dapat kembali
menghasilkan listrik.
Prinsip pengosongan adalah mekanisme konvensi energi kimia menjadi
energi listrik. Pada pengosongan, energi kimia dipecah dengan cara
elektrokimia menjadi energi listrik. Energi listrik dilepaskan ke
perangkat elektronik, sedangkan energi kimia menjadi kosong atau habis.
baterai adalah sel
elektrokimia yang mengubah energi kimia secara langsung menjadi energi
listrik. Baterai mengalirkan energi listrik dari potensial tinggi ke
potensial rendah untuk menghidupkan suatu alat elektronik.
Fungsi baterai
Batu baterai berfungsi untuk meyediakan atau menyuplai energi listrik
bagi alat elektronik tanpa harus tersambung ke listrik.
Berdasarkan situs MIT School of Engeenering, kita tidak dapat menangkap
dan menyimpan listrik, namuan kita bisa menyimoan energi listrik dalam
bentuk energi kimia menggunakan baterai.
Baterai kemudian bisa mengubah energi kimia tersebut menjadi energi
listrik kapan saja melalui proses elektrokimia. Energi listrik tersebut
kemudian digunakan untuk menyalakan alat elektronik seperti laptop,
kamera, ponsel, walkie-talkie, radio, hingga mobil.
Baca juga: Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Rumusnya
Jenis-jenis baterai
Secara umum, terdapat dua jenis baterai yaitu baterai primer dan
sekunder. Berikut penjelasannya:
Baterai primer
Baterai primer adalah baterai sekali pakai yang tidak bisa diisi ulang
karena reaksi kimianya bersifat irreversible (tidak dapat dibalikkan).
Contoh baterai primer adalah:
Baterai zinc-carbon
Baterai zinc –cabon terbuat dari seng dan karbon sebagai bahan utamanya.
Seng digunakan sebagai pembukus baterai sekaligus wadah elektroda
negatif.
Sedangkan karbon berbentuk batang ditengah baterai digunakan sebagai
elektroda positif. Contoh baterai zinc-carbon adalah baterai berbentuk
tabung yang digunakan untuk jam dinding.
Baterai alkalin
Dilansir dari Chemistry LibreText, baterai alkalin menghasilkan tiga
hingga lima kali energi lebih banyak dari baterai zinc-carbon dengan
ukuran yang sama. Sehingga baterai alkalin jauh lebih tahan lama
daripada baterai zinc-carbon.
Baca juga: 10 Alat Rumah dengan Energi Listrik dan Fungsinya
Baterai sekunder
Baterai sekunder adalah baterai yang bida dipakai berkali-kali atau
diisi ulang. Hal tersebut memungkinkan karena reaksi elektrokimia dalam
baterai sekunder bersifat reversible (bolak-balik). Contoh baterai
sekunder, yaitu:
Baterai nikel-kadmium (NiCd)
Baterai NiCd adalah baterai yang katodanya terbuat dari logam nikel,
sedangkan anodanya terbuat dari kadmium yang digulung berlapis dengan
lapisan pemisah di antara keduanya. Baterai NiCd mengeluarkan lebih
banyak daya dari baterai alkalin dan dapat diisi ulang sebanyak 1000
kali.
Baterai litium-ion (Li-Ion)
Baterai Li-Ion adalah baterai yang paling sering digunakan dalam alat
elektronik portable seperti ponsel pintar dan juga laptop.
Hal ini dikarenakan baterai Li-Ion menghasilkan listrik dalam jumlah
besar, tegangan yang konstan, hemat daya, dan juga jauh lebih ringan
dibanding jenis baterai sekunder lainnya.
Baterai asam-timbal
Baterai asam timbal adalah baterai yang terdiri dari ksida timbal
sebagai elektroda positif dan timbal sebagai elektroda negatif yang
tersendam dalam larutan asam H2SO4.
Bateri asam-timbal menghasilkan tegangan dan arus yang tinggi sehingga
digunakan untuk menyalakan mesin kendaraan bermotor seperti, mobil,
motor, dan truk.
Baca juga: 5 Contoh Kegiatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah ada Listrik
Prinsip kerja baterai
Baterai bekerja dengan dua cara yang berbeda namun berkesinambungan,
yaitu prinsip pengisian dan pengosongan.
Prinsip pengisian adalah mekanisme konvensi energi listrik untuk
disimpan ke dalam bentuk energi kimia. Dalam pengisian, baterai yang
telah digunakan energi kimianya diisi ulang agar dapat kembali
menghasilkan listrik.
Prinsip pengosongan adalah mekanisme konvensi energi kimia menjadi
energi listrik. Pada pengosongan, energi kimia dipecah dengan cara
elektrokimia menjadi energi listrik. Energi listrik dilepaskan ke
perangkat elektronik, sedangkan energi kimia menjadi kosong atau habis.
baterai adalah sel
elektrokimia yang mengubah energi kimia secara langsung menjadi energi
listrik. Baterai mengalirkan energi listrik dari potensial tinggi ke
potensial rendah untuk menghidupkan suatu alat elektronik.
Fungsi baterai
Batu baterai berfungsi untuk meyediakan atau menyuplai energi listrik
bagi alat elektronik tanpa harus tersambung ke listrik.
Berdasarkan situs MIT School of Engeenering, kita tidak dapat menangkap
dan menyimpan listrik, namuan kita bisa menyimoan energi listrik dalam
bentuk energi kimia menggunakan baterai.
Baterai kemudian bisa mengubah energi kimia tersebut menjadi energi
listrik kapan saja melalui proses elektrokimia. Energi listrik tersebut
kemudian digunakan untuk menyalakan alat elektronik seperti laptop,
kamera, ponsel, walkie-talkie, radio, hingga mobil.
Baca juga: Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Rumusnya
Jenis-jenis baterai
Secara umum, terdapat dua jenis baterai yaitu baterai primer dan
sekunder. Berikut penjelasannya:
Baterai primer
Baterai primer adalah baterai sekali pakai yang tidak bisa diisi ulang
karena reaksi kimianya bersifat irreversible (tidak dapat dibalikkan).
Contoh baterai primer adalah:
Baterai zinc-carbon
Baterai zinc –cabon terbuat dari seng dan karbon sebagai bahan utamanya.
Seng digunakan sebagai pembukus baterai sekaligus wadah elektroda
negatif.
Sedangkan karbon berbentuk batang ditengah baterai digunakan sebagai
elektroda positif. Contoh baterai zinc-carbon adalah baterai berbentuk
tabung yang digunakan untuk jam dinding.
Baterai alkalin
Dilansir dari Chemistry LibreText, baterai alkalin menghasilkan tiga
hingga lima kali energi lebih banyak dari baterai zinc-carbon dengan
ukuran yang sama. Sehingga baterai alkalin jauh lebih tahan lama
daripada baterai zinc-carbon.
Baca juga: 10 Alat Rumah dengan Energi Listrik dan Fungsinya
Baterai sekunder
Baterai sekunder adalah baterai yang bida dipakai berkali-kali atau
diisi ulang. Hal tersebut memungkinkan karena reaksi elektrokimia dalam
baterai sekunder bersifat reversible (bolak-balik). Contoh baterai
sekunder, yaitu:
Baterai nikel-kadmium (NiCd)
Baterai NiCd adalah baterai yang katodanya terbuat dari logam nikel,
sedangkan anodanya terbuat dari kadmium yang digulung berlapis dengan
lapisan pemisah di antara keduanya. Baterai NiCd mengeluarkan lebih
banyak daya dari baterai alkalin dan dapat diisi ulang sebanyak 1000
kali.
Baterai litium-ion (Li-Ion)
Baterai Li-Ion adalah baterai yang paling sering digunakan dalam alat
elektronik portable seperti ponsel pintar dan juga laptop.
Hal ini dikarenakan baterai Li-Ion menghasilkan listrik dalam jumlah
besar, tegangan yang konstan, hemat daya, dan juga jauh lebih ringan
dibanding jenis baterai sekunder lainnya.
Baterai asam-timbal
Baterai asam timbal adalah baterai yang terdiri dari ksida timbal
sebagai elektroda positif dan timbal sebagai elektroda negatif yang
tersendam dalam larutan asam H2SO4.
Bateri asam-timbal menghasilkan tegangan dan arus yang tinggi sehingga
digunakan untuk menyalakan mesin kendaraan bermotor seperti, mobil,
motor, dan truk.
Baca juga: 5 Contoh Kegiatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah ada Listrik
Prinsip kerja baterai
Baterai bekerja dengan dua cara yang berbeda namun berkesinambungan,
yaitu prinsip pengisian dan pengosongan.
Prinsip pengisian adalah mekanisme konvensi energi listrik untuk
disimpan ke dalam bentuk energi kimia. Dalam pengisian, baterai yang
telah digunakan energi kimianya diisi ulang agar dapat kembali
menghasilkan listrik.
Prinsip pengosongan adalah mekanisme konvensi energi kimia menjadi
energi listrik. Pada pengosongan, energi kimia dipecah dengan cara
elektrokimia menjadi energi listrik. Energi listrik dilepaskan ke
perangkat elektronik, sedangkan energi kimia menjadi kosong atau habis.
baterai adalah sel
elektrokimia yang mengubah energi kimia secara langsung menjadi energi
listrik. Baterai mengalirkan energi listrik dari potensial tinggi ke
potensial rendah untuk menghidupkan suatu alat elektronik.
Fungsi baterai
Batu baterai berfungsi untuk meyediakan atau menyuplai energi listrik
bagi alat elektronik tanpa harus tersambung ke listrik.
Berdasarkan situs MIT School of Engeenering, kita tidak dapat menangkap
dan menyimpan listrik, namuan kita bisa menyimoan energi listrik dalam
bentuk energi kimia menggunakan baterai.
Baterai kemudian bisa mengubah energi kimia tersebut menjadi energi
listrik kapan saja melalui proses elektrokimia. Energi listrik tersebut
kemudian digunakan untuk menyalakan alat elektronik seperti laptop,
kamera, ponsel, walkie-talkie, radio, hingga mobil.
Baca juga: Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Rumusnya
Jenis-jenis baterai
Secara umum, terdapat dua jenis baterai yaitu baterai primer dan
sekunder. Berikut penjelasannya:
Baterai primer
Baterai primer adalah baterai sekali pakai yang tidak bisa diisi ulang
karena reaksi kimianya bersifat irreversible (tidak dapat dibalikkan).
Contoh baterai primer adalah:
Baterai zinc-carbon
Baterai zinc –cabon terbuat dari seng dan karbon sebagai bahan utamanya.
Seng digunakan sebagai pembukus baterai sekaligus wadah elektroda
negatif.
Sedangkan karbon berbentuk batang ditengah baterai digunakan sebagai
elektroda positif. Contoh baterai zinc-carbon adalah baterai berbentuk
tabung yang digunakan untuk jam dinding.
Baterai alkalin
Dilansir dari Chemistry LibreText, baterai alkalin menghasilkan tiga
hingga lima kali energi lebih banyak dari baterai zinc-carbon dengan
ukuran yang sama. Sehingga baterai alkalin jauh lebih tahan lama
daripada baterai zinc-carbon.
Baca juga: 10 Alat Rumah dengan Energi Listrik dan Fungsinya
Baterai sekunder
Baterai sekunder adalah baterai yang bida dipakai berkali-kali atau
diisi ulang. Hal tersebut memungkinkan karena reaksi elektrokimia dalam
baterai sekunder bersifat reversible (bolak-balik). Contoh baterai
sekunder, yaitu:
Baterai nikel-kadmium (NiCd)
Baterai NiCd adalah baterai yang katodanya terbuat dari logam nikel,
sedangkan anodanya terbuat dari kadmium yang digulung berlapis dengan
lapisan pemisah di antara keduanya. Baterai NiCd mengeluarkan lebih
banyak daya dari baterai alkalin dan dapat diisi ulang sebanyak 1000
kali.
Baterai litium-ion (Li-Ion)
Baterai Li-Ion adalah baterai yang paling sering digunakan dalam alat
elektronik portable seperti ponsel pintar dan juga laptop.
Hal ini dikarenakan baterai Li-Ion menghasilkan listrik dalam jumlah
besar, tegangan yang konstan, hemat daya, dan juga jauh lebih ringan
dibanding jenis baterai sekunder lainnya.
Baterai asam-timbal
Baterai asam timbal adalah baterai yang terdiri dari ksida timbal
sebagai elektroda positif dan timbal sebagai elektroda negatif yang
tersendam dalam larutan asam H2SO4.
Bateri asam-timbal menghasilkan tegangan dan arus yang tinggi sehingga
digunakan untuk menyalakan mesin kendaraan bermotor seperti, mobil,
motor, dan truk.
Baca juga: 5 Contoh Kegiatan Masyarakat Sebelum dan Sesudah ada Listrik
Prinsip kerja baterai
Baterai bekerja dengan dua cara yang berbeda namun berkesinambungan,
yaitu prinsip pengisian dan pengosongan.
Prinsip pengisian adalah mekanisme konvensi energi listrik untuk
disimpan ke dalam bentuk energi kimia. Dalam pengisian, baterai yang
telah digunakan energi kimianya diisi ulang agar dapat kembali
menghasilkan listrik.
Prinsip pengosongan adalah mekanisme konvensi energi kimia menjadi
energi listrik. Pada pengosongan, energi kimia dipecah dengan cara
elektrokimia menjadi energi listrik. Energi listrik dilepaskan ke
perangkat elektronik, sedangkan energi kimia menjadi kosong atau habis.
Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi di mana alat dan bahan terletak.
Tepatkan posisi letaknya dengan gambar rangkaian
Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
Lalu mencoba menjalankan rangkaian
Pada rangkaian tersebut, sinyal input (V1, V2,V3) diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2, R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting). Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3). Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Besarnya tegangan output (Vout) dari rangkaian adder/penjumlah inverting diatas dapat dirumuskan sebagai berikut.
Pada operasi
adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3)
diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2,
R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena
penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3).
Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal
input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Pada operasi
adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3)
diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2,
R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena
penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3).
Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal
input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Pada operasi
adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3)
diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2,
R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena
penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3).
Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal
input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Pada operasi
adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3)
diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2,
R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena
penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3).
Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal
input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Pada operasi
adder/penjumlah sinyal secara inverting, sinyal input (V1, V2, V3)
diberikan ke line input penguat inverting berturut-turut melalui R1, R2,
R3. Besarnya penjumlahan sinyal input tersebut bernilai negatif karena
penguat operasional dioperasikan pada mode membalik (inverting).
Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan Resistor input masing-masing (R1, R2, R3).
Masing-masing tegangan output (Vout) dari penguatan masing-masing sinyal
input tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar