Jumat, 24 Oktober 2025

Download File

 

Download Rangkaian Project                               (klik disini)

Download Video Demo                                        (klik disini)

Data Sheet Gerbang NAND                                            [klik disini]

Download Datasheet Gerbang AND                     klik disini 

Download Datasheet Resistor                               [klik]

Download Datasheet Transistor NPN                   [klik]

Download Datasheet Opamp LM 358                  (klik disini)

Download Datasheet IC 4026                              (klik disini)

Download Datasheet Potensiometer                     [klik]

Download Datasheet Relay                                   [klik]

Download Datasheet Motor DC                            [klik]

Download datasheet LDR                                      [disini]

Download datasheet Soil Mosture                         (klik disini)

Datasheet Water Fload                                            klik disini

Download Datasheet Baterai                                  klik disini

Download Datasheet 7 Segment                            klik disini

Download Datasheet LED                                     klik disini

Video Demo

 

                                                                                 

                                                                                      Video Demo

Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja

 



1. Modul Deteksi Lingkungan (Siang/Malam) dan Pengaturan Waktu

Modul ini menetapkan batasan kapan sistem boleh beroperasi.

A. Sensor Cahaya dan Komparator (U2:A - LM358)

Sensor Cahaya (LDR), bersama dengan resistor dan potensio (RV2), membentuk pembagi tegangan. Tegangan output LDR (Vin) dibandingkan dengan tegangan referensi tetap (Vref) menggunakan Op-Amp sebagai Komparator (LM358).

  • Siang Hari: Cahaya terang menyebabkan resistansi LDR rendah, menghasilkan Vin > Vref. Output komparator U2:A menjadi Logika Tinggi (HIGH).
  • Malam Hari: Cahaya gelap menyebabkan resistansi LDR tinggi, menghasilkan Vin < Vref. Output komparator U2:A menjadi Logika Rendah (LOW).

B. Pengaruh Logika Malam Hari

Sinyal Logika Rendah (Malam Hari) memiliki dua peran penting:

  1. Menonaktifkan Pengisian Tangki: Sinyal ini disalurkan ke Gerbang Logika yang mengontrol Pompa Air Sumur untuk memastikan pompa tidak hidup pada malam hari.
  2. Reset Counter: Sinyal Malam Hari (LOW) disalurkan ke Gerbang U5:A, yang kemudian ke pin MR (Master Reset/Clear) pada IC Counter (U3 - 74193). Ini memastikan bahwa setiap malam, penghitung siklus penyiraman di-reset kembali ke Angka 0 pada tampilan 7-Segment (U7), memulai siklus penghitungan dari awal untuk keesokan harinya.


2. Modul Kontrol Pengisian Tangki (Pompa Air Sumur)

Modul ini menjamin ketersediaan air di tangki hanya pada waktu yang diizinkan.

A. Kondisi Pengaktifan

Pompa Air Sumur (digambarkan dikontrol oleh transistor Q4 dan relay RL1) hanya akan aktif jika kedua kondisi berikut terpenuhi secara simultan (fungsi Gerbang AND):

  1. Tangki Habis: Sensor Ketinggian Air menghasilkan Logika 1.
  2. Siang Hari: Output Komparator Cahaya yang sudah diolah logikanya menunjukkan BUKAN Malam (Siang).

B. Proses Logika

  • Sinyal "Tangki Habis" (Logika 1) disalurkan ke salah satu input Gerbang U1:C (NAND).
  • Sinyal "Siang/Malam" dari U2:A dilewatkan melalui Inverter U4:A terlebih dahulu. Tujuannya adalah membalik logika: Logika HIGH (Siang) menjadi LOW, dan Logika LOW (Malam) menjadi HIGH.
  • Output dari kedua kondisi tersebut diolah oleh gerbang logika untuk menghasilkan sinyal yang menggerakkan basis transistor Q4, yang kemudian mengaktifkan relay RL1 untuk menyalakan Pompa Air Sumur. Logika ini secara efektif memastikan bahwa pengisian hanya terjadi saat air habis DAN saat Siang Hari.



3. Modul Kontrol Penyiraman dan Batasan Siklus

Modul ini adalah inti dari kontrol irigasi, menentukan kapan penyiraman terjadi dan membatasi frekuensinya.

A. Deteksi Kekeringan Tanah

Sensor Kelembaban Tanah menghasilkan tegangan analog yang berbanding terbalik dengan kelembaban. Tegangan ini dibandingkan dengan Vref oleh Komparator U1:A (LM358).

  • Tanah Kering: Kelembaban rendah menghasilkan Vin < Vref. Output komparator U1:A menjadi Logika HIGH (1).
  • Sinyal Logika 1 (Tanah Kering) ini menjadi salah satu pemicu utama untuk mengaktifkan Pompa Penyiram.

B. Pengaturan Batas Siklus Penyiraman

  1. Counter (U3 - 74193): IC ini berfungsi sebagai pencacah naik (Up Counter). Ia menerima sinyal clock setiap kali kondisi penyiraman terpenuhi (tanah kering, bukan malam).
  2. Decoder (U6 - 7447): Mengubah data BCD dari 74193 menjadi sinyal yang sesuai untuk ditampilkan pada 7-Segment Display (U7), menunjukkan berapa kali penyiraman telah terjadi.
  3. Logika Penghentian: IC 74193 akan terus menghitung selama penyiraman terjadi (misalnya 0, 1, 2). Ketika mencapai Angka 3 (ditentukan oleh output Q0 dan Q1 yang menghasilkan Logika 1 pada Gerbang U5:B), Gerbang Logika ini akan menghasilkan sinyal yang menonaktifkan (disable) Pompa Penyiram Tanaman.
  4. Pompa Penyiram Tanaman (dikontrol oleh Q2 dan relay RL4) hanya aktif jika:
    • Tanah Kering (Logika 1) DAN
    • BUKAN Malam Hari DAN
    • Counter Belum Mencapai Angka 3 (Logika Penghalang dari U5:B adalah LOW/0).

Prosedur


1. Persiapan Komponen

Sebelum merakit, siapkan seluruh komponen utama berikut:

  • Sensor Cahaya (LDR) — mendeteksi siang/malam.
  • Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture Sensor) — mendeteksi kadar air dalam tanah.
  • Sensor Ketinggian Air (Water Level Sensor / Float Sensor) — mendeteksi volume air pada tangki.
  • Op-Amp (LM358) — digunakan sebagai komparator untuk mendeteksi batas tegangan dari sensor.
  • Transistor (NPN, misal BC547 atau 2N2222) — sebagai driver untuk mengaktifkan pompa atau LED indikator.
  • Dioda (1N4007) — sebagai proteksi arus balik dari motor pompa.
  • Pompa Air Mini DC 12V — untuk mengalirkan air dari sumur ke tangki dan dari tangki ke tanaman.
  • IC 4026 dan 7-Segment Display — untuk menghitung dan menampilkan jumlah penyiraman.
  • IC Logic (gerbang AND, NOT, OR) — untuk kombinasi sinyal kontrol dan reset.
  • Power Supply 12V DC dan regulator 5V (7805) untuk bagian logika.
  • Kabel jumper, resistor, kapasitor, breadboard atau PCB.

 2. Perancangan Skematik Rangkaian

  1. Rancang blok sensor LDR
    • Hubungkan LDR ke pembagi tegangan dengan resistor.
    • Output LDR masuk ke salah satu input op-amp LM358 sebagai komparator.
    • Output komparator menghasilkan logika 1 untuk siang dan 0 untuk malam, digunakan untuk mengaktifkan/reset sistem.
  2. Rancang blok sensor ketinggian air
    • Gunakan water level sensor atau float switch di dalam tangki.
    • Saat tangki kosong → output logika 1 untuk menghidupkan pompa sumur.
    • Saat tangki penuh → output logika 0 untuk mematikan pompa sumur.
  3. Rancang blok sensor kelembaban tanah
    • Output analog dari sensor kelembaban masuk ke input non-inverting (+) op-amp LM358.
    • Pin inverting (–) diberi tegangan referensi (Vref) ≈ 30% kelembaban.
    • Jika kelembaban < 30% → output op-amp HIGH (logika 1) → aktifkan pompa penyiram tanaman.
    • Jika kelembaban > 30% → output LOW → pompa mati.
  4. Rancang driver pompa
    • Gunakan transistor NPN sebagai saklar pengendali pompa.
    • Kolektor ke beban (pompa), emitor ke ground, dan basis dikontrol oleh sinyal output dari komparator.
    • Pasang dioda paralel (1N4007) untuk melindungi dari lonjakan arus induktif.
  5. Rancang bagian counter (IC 4026)
    • Hubungkan pin CLOCK (pin 1) ke sinyal pulsa dari pompa penyiram (satu pulsa setiap kali pompa aktif).
    • Pin RESET (pin 15) dikontrol oleh sensor LDR → akan reset ke 0 saat malam hari.
    • Output a–g dihubungkan ke 7-segment display untuk menampilkan jumlah penyiraman.
  6. Tambahkan logika pembatas (Hitungan = 5)
    • Gunakan output segmen IC 4026 (misal kombinasi segmen a, f, g, c, d aktif) untuk mendeteksi angka 5.
    • Kombinasikan dengan gerbang logika (AND, NOT) untuk menghasilkan sinyal “STOP” yang mematikan pompa penyiram setelah penyiraman ke-5.
  7. Gabungkan semua blok
    • Hubungkan output dari setiap blok (sensor → op-amp → transistor driver → pompa → IC 4026).
    • Pastikan semua ground terhubung bersama.
    • Tambahkan LED indikator untuk menunjukkan status:
      • Pompa sumur ON
      • Pompa penyiram ON
      • Siang/Malam (indikator LDR)
      • Sistem Reset

 3. Perakitan Rangkaian di Breadboard / PCB

  • Susun komponen sesuai skematik.
  • Pastikan arah pin IC dan transistor benar.
  • Gunakan kabel jumper pendek untuk menghindari noise.
  • Gunakan breadboard untuk percobaan awal, dan setelah berhasil baru pindahkan ke PCB.

4. Pengujian Rangkaian

  1. Uji sensor cahaya: tutup LDR → sistem harus reset dan semua pompa mati.
  2. Uji sensor air: kosongkan tangki → pompa sumur hidup dan mati setelah tangki penuh.
  3. Uji sensor kelembaban tanah: turunkan kadar air tanah → pompa penyiram hidup otomatis.
  4. Periksa counter IC 4026: pastikan angka bertambah setiap kali pompa penyiram bekerja.
  5. Pastikan reset malam bekerja: saat gelap, angka pada 7-segmen kembali ke 0.

 5. Penyempurnaan dan Kalibrasi

  • Atur tegangan referensi (Vref) op-amp agar sesuai dengan batas kelembaban tanah yang diinginkan.
  • Kalibrasi sensor cahaya agar sistem tidak salah mendeteksi siang/malam.
  • Tambahkan relay atau MOSFET jika pompa menggunakan arus besar.
  • Pastikan semua sambungan kuat dan terlindung dari air saat digunakan di lapangan.

MODUL 4 SISTEM DIGITAL



[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. Alat dan Bahan
4. Dasar Teori
5. Percobaan

Percobaan ...

MODUL 4

KONTROL PENYIRAM TANAMAN


Kebutuhan akan sistem penyiraman tanaman yang efisien dan otomatis semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya efisiensi air serta perawatan tanaman yang berkelanjutan. Pada umumnya, proses penyiraman tanaman masih dilakukan secara manual oleh manusia, yang sering kali tidak teratur baik dari segi waktu maupun jumlah air yang digunakan. Hal ini dapat menyebabkan tanaman menjadi terlalu kering atau justru terlalu basah, sehingga pertumbuhannya tidak optimal.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan sebuah sistem kontrol penyiraman tanaman otomatis yang mampu bekerja secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai sensor. Sistem ini menggunakan sensor soil moisture (sensor kelembaban tanah) untuk mendeteksi kondisi kelembaban tanah. Apabila tanah terdeteksi kering, maka sistem akan mengaktifkan pompa air untuk menyiram tanaman, dan pompa akan berhenti ketika kelembaban sudah mencapai batas tertentu.

Selain itu, sistem juga dilengkapi sensor water level (sensor water tank) yang berfungsi untuk memantau ketinggian air dalam tangki. Dengan adanya sensor ini, pengisian air tangki dapat dilakukan secara otomatis ketika volume air berkurang, sehingga pasokan air untuk penyiraman selalu terjaga tanpa perlu pengisian manual.

S ementara itu, sensor LDR (Light Dependent Resistor) digunakan untuk mendeteksi kondisi cahaya di sekitar sistem. Sensor ini berfungsi untuk menonaktifkan pompa air saat malam hari agar penyiraman hanya dilakukan pada siang hari ketika intensitas cahaya cukup tinggi dan proses fotosintesis tanaman berlangsung optimal.

Dengan menggabungkan ketiga sensor tersebut, sistem ini mampu mengatur penyiraman tanaman secara otomatis, efisien, dan cerdas. Selain meminimalisir pemborosan air, sistem ini juga mengurangi ketergantungan terhadap tenaga manusia serta menjaga tanaman tetap dalam kondisi ideal untuk tumbuh dengan baik.

2. Tujuan[Kembali]   

1. Mengatur pengisian air tangki secara otomatis menggunakan sensor water tank.

2. Mendeteksi siang dan malam dengan sensor LDR untuk menonaktifkan pompa saat malam                    hari.

3. Mengukur kelembaban tanah menggunakan sensor soil untuk menyiram tanaman saat tanah                   kering.                                                                       

3. Alat dan Bahan[Kembali]

Alat :

1. Voltmeter

DC Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.
 


Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan Probe DC Volemeter








2. Ampermeter


Ampermeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur besar arus listrik (I) yang mengalir pada suatu rangkaian. Satuan yang digunakan adalah Ampere (A), sesuai dengan hukum Ohm dan konsep dasar arus listrik.

Agar pembacaan akurat, ampermeter harus disusun secara seri dengan beban sehingga seluruh arus yang mengalir ke beban juga melewati ampermeter.


Spesifikasi:

Fungsi utamaMengukur kuat arus listrik dalam satuan Ampere (A).
Jenis arus yang diukurArus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC) — tergantung tipe alat.
Skala pengukuranUmumnya dari µA (mikroampere), mA (miliampere), hingga A (ampere). Misalnya: 0–1 A, 0–5 A, 0–10 A, dll.
Tegangan jatuh (burden voltage)Harus kecil (biasanya < 0,2 V) agar tidak mengganggu rangkaian.
Tahanan dalam (internal resistance)Sangat kecil (mendekati nol), umumnya beberapa mΩ (mili-ohm) sampai beberapa Ω tergantung jenisnya.
Tingkat ketelitian (accuracy class)Umumnya antara ±0,5% hingga ±2% dari pembacaan penuh skala (full scale).
Jenis tampilanAnalog (jarum) atau digital (tampilan LCD/LED).
Sumber daya (untuk digital)Biasanya menggunakan baterai 9 V atau catu daya eksternal 5–12 V DC.
Kisaran suhu operasiBiasanya 0 °C – 50 °C (tergantung merek dan tipe).
Frekuensi kerja (untuk AC meter)45 Hz – 65 Hz (standar daya listrik AC).

3. Lem Tembak


4. Gerndra 


5. Pembuka/Pemasang Baut 



Bahan :

1. Sensor Water Tank



2. Soil Moisture Sensor




3. LDR Sensor



4. Resistor
Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R). 
Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel warna

Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Spesifikasi


5. IC 7404



Pin Out :




Spesifikasi :



6. Transistor NPN 2n2222



Pin Out :



Spesifikasi :



7. IC 7408 ( Gerbang And)


Pin Out :

Pin 14 → VCC (tegangan catu +5V)

Pin 7 → GND (0 V)

Pin 1 & 2 → Input A & B dari Gate 1; Pin 3 → Output Y dari Gate 1

Pin 4 & 5 → Input A & B dari Gate 2; Pin 6 → Output Y dari Gate 2

Pin 10 & 9 → Input A & B dari Gate 3; Pin 8 → Output Y dari Gate 3 

Pin 13 & 12 → Input A & B dari Gate 4; Pin 11 → Output Y dari Gate 4 


Spesifikasi:

Tegangan catu (VCC) yang direkomendasikan: 4,75 V hingga 5,25 V (standar ≈ +5 V) 

Tegangan catu absolut maksimum: ±7 V (jangan digunakan terus-menerus pada batas ini) 

Tegangan input untuk logika HIGH (VIH): minimum ~2 V

Tegangan input untuk logika LOW (VIL): maksimum ~0,8 V 

Arus output ketika output LOW (IOL): ~16 mA (maks) 

Arus output ketika output HIGH (IOH): ~-0,8 mA (maks)

Waktu propagasi (delay) dari input ke output: misalnya ~10-30 ns tergantung kondisi dan varian.

Rentang suhu operasi untuk tipe DM7408: 0 °C hingga +70 °C; untuk varian DM5408: -55 °C hingga +125 °C

8. IC 7400 (Gerbang Nand)






Tegangan catu rekomendasi (VCC): 4.75 V hingga 5.25 V (tekanan: sekitar +5 V)

Tegangan input HIGH (VIH) minimal ≈ 2.0 V 

Tegangan input LOW (VIL) maksimal ≈ 0.8 V 

Arus output: ketika LOW (IOL) dapat mencapai ~16 mA (maks) 

Arus output ketika HIGH (IOH) sangat kecil atau negatif (karena sumber kecil) misalnya ~–0.4 mA (maks) 

Waktu propagasi (delay) tergantung versi — misalnya generasi TTL standar ~10-50 ns untuk kondisi tertentu. 

Rentang temperatur operasi untuk versi standar: 0 °C hingga +70 °C (untuk tipe SN7400) 

Tegangan maksimum absolut: Supply hingga ~7 V, input hingga ~5.5 V (untuk kondisi “absolute maximum ratings”) 

9. IC LM358





10. IC 4026

Konfigurasi Pinout

  • Pin 1: Ini adalah pin input Jam, di mana sinyal jam eksternal harus diterapkan.
  • Pin 2: Ini adalah pin penghambat clock. Menghubungkan pin ini ke +Vcc menyebabkan IC menolak input clock. Ketika terhubung ke GND, hal ini menyebabkan IC menerima pulsa clock input.
  • Pin 3: Ini adalah pin pengaktif/penonaktif tampilan. Ketika terhubung ke +Vcc, pin ini mengaktifkan 7 pin segmen (A hingga G) sehingga menjadi aktif. Ketika terhubung ke GND, pin ini menonaktifkan semua pin tampilan.
  • Pin 5: Pin ini bekerja dalam mode bagi 10 atau carry-out. Pin ini diatur ke tinggi untuk setiap pulsa input ke- 10  . Pinout ini berguna ketika sejumlah IC 4026 dirangkai sedemikian rupa sehingga 2 digit atau lebih dapat digunakan pada output.
  • Pin 6, 7, 9, 10, 11, 12,13: Semua pinout ini adalah pin keluaran untuk tampilan 7 segmen katoda umum (A hingga G).
  • Pin 16 dan 8 masing-masing adalah +Vcc dan GND.
  • Pin 15: Pin ini adalah pin Reset. Ketika pin ini terhubung ke catu daya positif, proses penghitungan akan direset ke nol. Agar IC dapat beroperasi secara normal, pin ini harus di-ground.

Peringkat Maksimum Mutlak:

  • Tegangan Suplai (Vdd): 18V
  • Tegangan Input (Semua input): -0,5V hingga Vdd + 0,5V
  • Tegangan Output (Semua output): -0,5V hingga Vdd + 0,5V
  • Kisaran Suhu Operasional: -55°C hingga 125°C
  • Kisaran Suhu Penyimpanan: -65°C hingga 150°C

Karakteristik Listrik:

  • Rentang Tegangan Suplai: 3V hingga 15V
  • Arus Suplai (Diam): 5uA tipikal, maks. 10uA.
  • Arus Suplai (Aktif): 3,5mA tipikal, maks. 10mA.
  • Rentang Frekuensi Jam: DC hingga 5MHz
  • Tegangan Keluaran (Tinggi): 90% dari Vdd min.
  • Tegangan Keluaran (Rendah): 10% dari Vdd maks.
  • Waktu Tunda Propagasi: tipikal 70 ns, maks. 100 ns.

Aplikasi:

  • Penghitung digital
  • Driver tampilan 7-segmen
  • Pengatur waktu dan jam
  • Pembagi frekuensi
  • Penghitung dekade

12. Relay 5 V


Pin Out :



Spesifikasi :



13. Battrei


               Baterai yang pada rangkaian ini digunakan sebagai sumber energi listrik atau sumber tegangan untuk menjalankan rangkaian. Baterai merupakan sebuah benda yang dapat atau bisa mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh baterai tersebut sama seperti akumulator, yakni listrik searah dikatakan DC. Jumlah listrik yang dihasilkan tersebut tergantung dari seberapa besar baterai tersebut

Spesifikasi

 



14. Potensiometer 100k



Spesifikasi :



15. PCB




15. Pompa Air 12 Volt


Spesifikasi :




16. Sevent Segment


Pin Out :




17. 4 Wadah 


18. Besi Panjang Berongga 


19. Triplex


20. Air



21. Tanaman



22.Selang Mili meter




23. LED

















Spesifikasi :
 
* Superior weather resistance
* 5mm Round Standard Directivity
* UV Resistant Eproxy
* Forward Current (IF): 30mA
* Forward Voltage (VF): 1.8V to 2.4V
* Reverse Voltage: 5V
* Operating Temperature: -30℃ to +85℃
* Storage Temperature: -40℃ to +100℃
* Luminous Intensity: 20mcd 




4. Dasar Teori [Kembali]

Water Level Fload Sensor

Water level float sensor atau sensor pelampung air adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi ketinggian atau volume air di dalam suatu wadah, seperti tangki, sumur, atau reservoir. Prinsip kerjanya didasarkan pada gaya apung (Archimedes), di mana pelampung akan naik atau turun mengikuti permukaan air. Perubahan posisi pelampung ini digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan saklar listrik (switch) yang ada di dalam sensor.

Sensor ini sering digunakan dalam sistem otomatisasi pengisian atau pembuangan air, seperti:

  • Tangki air rumah tangga,
  • Sistem irigasi otomatis,
  • Pengendali banjir miniatur,
  • Rangkaian kontrol penyiram tanaman otomatis, dan lain-lain.

Float sensor bekerja berdasarkan perubahan posisi pelampung akibat naik turunnya permukaan air.

Di dalam sensor terdapat pelampung (float) yang berisi magnet, serta reed switch (saklar magnetik) yang tertanam di tabung atau pipa sensor.
Ketika air naik dan pelampung mendekati reed switch, medan magnet dari pelampung akan menutup kontak saklar, sehingga mengubah kondisi output dari OPEN ke CLOSE atau sebaliknya.
Kondisi ini bisa diterjemahkan oleh sistem mikrokontroler (misalnya Arduino) sebagai logika HIGH atau LOW.

Jika pelampung naik (air penuh) → saklar tertutup → output LOW → pompa berhenti.

Jika pelampung turun (air habis) → saklar terbuka → output HIGH → pompa aktif untuk mengisi tangki.

Grafik respon sensor :



Soil Mosture Sensor

Soil moisture sensor atau sensor kelembaban tanah adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur kadar air (kelembaban) yang terkandung di dalam tanah. Sensor ini banyak digunakan dalam bidang pertanian cerdas (smart farming), otomasi penyiraman tanaman, serta penelitian tanah dan lingkungan, karena mampu memberikan informasi seberapa basah atau kering tanah tersebut.

Dalam sistem otomatisasi, nilai kelembaban tanah digunakan sebagai dasar pengendalian pompa air atau sistem irigasi, sehingga penyiraman hanya dilakukan ketika tanah benar-benar kering, dan berhenti ketika kelembaban tanah sudah cukup.

Sensor kelembaban tanah bekerja berdasarkan konduktivitas listrik tanah — yaitu kemampuan tanah menghantarkan arus listrik.

Tanah yang lembab mengandung banyak air, sehingga daya hantar listriknya tinggi (resistansinya rendah).
Sebaliknya, tanah yang kering memiliki daya hantar listrik rendah (resistansinya tinggi) karena air yang bersifat konduktor berkurang.

Sensor ini biasanya terdiri dari dua elektroda logam (probe) yang dimasukkan ke dalam tanah. Ketika tegangan diberikan di antara kedua probe tersebut, arus listrik yang mengalir tergantung pada kadar air tanah. Sinyal listrik ini kemudian diubah menjadi tegangan analog (0–5 V) yang mewakili tingkat kelembaban.

Tanah basah → resistansi kecil → tegangan output rendah

Tanah kering → resistansi besar → tegangan output tinggi

Soil Moisture Sensor merupakan module untuk mendeteksi kelembaban tanah, yang dapat diakses menggunakan microcontroller seperti arduino.Sensor kelembaban tanah ini dapat dimanfaatkan pada sistem pertanian, perkebunan, maupun sistem hidroponik mnggunakan hidroton.

Soil Moisture Sensor dapat digunakan untuk sistem penyiraman otomatis atau untuk memantau kelembaban tanah tanaman secara offline maupun online. Sensor yang dijual pasaran mempunyai 2 module dalam paket penjualannya, yaitu sensor untuk deteksi kelembaban, dan module elektroniknya sebagai amplifier sinyal.




Jika menggunakan pin Digital Output maka keluaran hanya bernilai 1 atau 0 dan harus inisalisasi port digital sebagai Input (pinMode(pin, INPUT)). Sedangkan jika menggunkan pin Analog Output maka keluaran yang akan muncul adalah sebauah angka diantara 0 sampai 1023 dan inisialisasi hanya perlu menggunkan analogRead(pin).

CARA KERJA SENSOR

Pada saat diberikan catudaya dan disensingkan pada tanah, maka nilai Output Analog akan berubah sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah.

Pada saat kondisi tanah :

  • Basah : tegangan output akan turun
  • Kering : tegangan output akan naik

Tegangan tersebut dapat dicek menggunakan voltmeter DC. Dengan pembacaan pada pin ADC pada microcontroller dengan tingkat ketelitian 10 bit, maka akan terbaca nilai dari range 0 – 1023. Sedangkan untuk Output Digital dapat diliat pada nyala led Digital output menyala atau tidak dengan mensetting nilai ambang pada potensiometer.

  •  Kelembaban tanah melebihi dari nilai ambang maka led akan padam
  •  Kelembaban tanah kurang dari nilai ambang maka led akan menyala

Pinout: 



Grafik Respon: 

LDR Sensor

LDR (Light Dependent Resistor) atau fotoresistor adalah salah satu jenis sensor cahaya yang nilai resistansinya berubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya.

  • Ketika cahaya terang (siang hari) → resistansi LDR menurun.
  • Ketika gelap (malam hari) → resistansi LDR meningkat.

Prinsip kerja LDR didasarkan pada efek fotokonduktivitas — yaitu kemampuan material semikonduktor untuk mengubah resistansi listriknya saat terkena cahaya.

  • Saat terkena cahaya:
    Foton dari cahaya memberikan energi kepada elektron di dalam bahan semikonduktor (biasanya kadmium sulfida, CdS), sehingga elektron bebas berpindah dari pita valensi ke pita konduksi.
    Akibatnya, jumlah elektron konduksi meningkat, dan resistansi turun drastis.
  • Saat gelap:
    Tidak ada energi foton yang cukup untuk menggerakkan elektron ke pita konduksi, sehingga resistansi menjadi sangat tinggi (puluhan kilo-ohm hingga mega-ohm)

 



    Spesifikasi :
    

Grafik respon



Relay




Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Kapasitas Pengalihan Maksimum:

    

Motor DC


       
     Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu

  

Resistor

Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R). 
Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel warna

Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

Transistor

Transistor adalah komponen semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

    Transistor Bipolar adalah salah satu jenis transistor yang terbentuk dari 2 dioda sehingga memiliki polaritas atau sisi positif dan sisi negatif. Biasanya transistor Bipolar atau disebut dengan BJT (Basis Junction Transistor) memiliki 2 jenis, diantaranya yaitu Transistor PNP dan Transistor NPN. Transistor ini memiliki 3 polaritas yang biasa disebut B (Basis), E (Emiter), C (Collector). Basis berfungsi sebagai base atau tempat berkumpulnya kumpulan aliran arus yang masuk ke transistor, Emiter dan Collector sebagai aliran arus masuk dan keluar.

Lambang Transistor BJT


Sudah jelas seperti gambar di atas bahwa transistor PNP memiliki simbol yang arah panahnya masuk dan sebaliknya untuk NPN arah panah dari emiter mengarah keluar.

Bentuk aliran arus pada sebuah transistor dapat dirumuskan dengan hukum KCL ( Kirchoff Current Law) Atau hukum Kirchoff I, yang dirumuskan sebagai berikut.

Ie = Ic Ib  

Keterangan : 
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
Ib = Arus Basis

Pada Transistor BJT nilai arus Ib relatif sangat kecil terhadap Ic, maka Ib ini dapat diabaikan. Sehingga persamaan diatas bisa berubah menjadi

Ie = Ic

Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector

Karakteristik input merupakan karakteristik dari tegangan base dan emitter (VBE) sebagai fungsi arus base (IB) dengan VCE dalam keadaan konstan. Karakteristik ini merupakan karakteristik dari junction emitter-base dengan forward bias atau sama dengan karakteristik diode pada forward bias. Pada BJT seluruh pembawa muatan akan melewati junction Base-Emittor menuju Collector maka arus pada basis menjadi jauh lebih kecil dari diode P-N dengan adanya faktor hfe. Penambahan nilai VCE megakibatkan arus IB akan berkurang. Arus IB akan mengalir jika tegangan VBE > 0,7 V

Karakteristik output merupakan karakteristik dengan tegangan emitter (VCE) sebagai fungsi arus kolektor (IC) terhadap arus base (IB) yang tetap seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Pada saat IB=0, arus IC yang mengalir adalah arus bocor ICB0 (pada umumnya diabaikan), sedangkan pada saat IB ≠ 0 untuk VCE kecil (<< 0,2 V), pembawa muatan di basis tidak efisien dan transistor dikatakan dalam keadaan saturasi dengan IB > IC / hfe . Pada saat VCE diperbesar IC pun naik hingga melewati level tegangan VCE saturasi (0,2 -1 V) hingga transistor bekerja dalam daerah aktif dengan IB = IC / hfe. Pada saat ini kondisi arus IC relatif konstan terhadap variasi tegangan VCE.

Gelombang input dan output transistor



Jenis-jenis transistsor yang digunakan
    1. Fixed Bias
Fixed bias pada transistor BJT adalah metode yang sangat sederhana di mana tegangan basis transistor ditetapkan oleh sumber tegangan eksternal melalui sebuah resistor basis (RB). Konfigurasi dasar rangkaian ini melibatkan tegangan suplai (VCC), resistor kolektor (RC), dan resistor basis yang terhubung ke sumber tegangan bias (VBB). Kelebihan dari metode ini adalah kesederhanaannya, namun kelemahannya adalah stabilitas yang rendah. Fixed bias sangat sensitif terhadap variasi parameter transistor seperti β (gain) dan perubahan suhu, sehingga titik kerja transistor dapat mudah bergeser.
Gambar Rangkaian Fixed Bias

Rumus Untuk Rangkaian Fixed Bias


    2. Self Bias
Self bias meningkatkan stabilitas dengan menambahkan resistor emitor (RE) yang memberikan umpan balik negatif. Dalam konfigurasi self bias, tegangan basis diatur melalui resistor basis (RB) dan tegangan pada emitor yang dikendalikan oleh arus emitor (IE) yang mengalir melalui RE. Ini membantu menstabilkan arus kolektor (IC) karena perubahan dalam arus kolektor akan mempengaruhi tegangan emitor dan, pada gilirannya, menyesuaikan tegangan basis-emitor (VBE). Metode ini menawarkan stabilitas yang lebih baik dibandingkan fixed bias, tetapi masih relatif sederhana.

Gambar Rangkaian Self Bias

Rumus untuk Rangkaian Self Bias


    3. Emitter Bias
Emitter bias menggabungkan pembagi tegangan untuk basis dan resistor emitor untuk mencapai stabilitas yang lebih tinggi. Konfigurasi ini melibatkan dua resistor pembagi tegangan (RB1 dan RB2) yang menetapkan tegangan basis, serta resistor emitor (RE) yang menyediakan umpan balik negatif. Pembagi tegangan memastikan tegangan basis tetap stabil meskipun ada perubahan dalam tegangan suplai atau parameter transistor. Sementara itu, resistor emitor menambah stabilitas termal dengan mengurangi efek perubahan suhu pada arus kolektor. Emitter bias adalah metode yang sangat stabil dan cocok untuk aplikasi yang memerlukan titik kerja yang sangat stabil.

Gambar Rangkaian Emitter Bias

Rumus untuk Rangkaian Emitter Bias

 Detektor non inverting Vref= +
Rangkaian detektor inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt adalah seperti gambar 69


Dengan menggunakan persamaan (1) maka Vi = V2 dan Vref = V1 sehingga bentuk gelombang tegangan output Vo ( .( ) 1 2 (max) Vo  AOL V V ) yang dihasilkan adalah seperti gambar 70
Gambar 70 Bentuk gelombang input dan gelombang output Adapun kurva karakteristik Input-Ouput (I-O) adalah seperti gambar 71. Dengan Vi > Vref maka Vo = -Vsat dan sebaliknya bila Vi < Vref maka Vo = +Vsat.

 

2. Detektor Non Inverting dengan vref =+
Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt adalah seperti gambar 78


Gambar 78 Rangkaian detektor non inverting Dengan menggunakan persamaan (1) maka Vi = V1 dan +Vref = V2 sehingga bentuk gelombang tegangan output Vo ( .( ) 1 2 (max) Vo  Vsat  AOL V V ) yang dihasilkan dengan simulasi multisim adalah seperti 




Detektor Inverting







Gerbang AND









Gambar Rangkaian Dasar dan Simbol Gerbang AN


                                                            Tabel Kebenaran Gerbang AND

A

B

Y

0

0

0

0

1

0

1

0

0

1

1

1

 Gerbang AND merupakan gerbang logika yang menggunakan operasi perkalian. Bisa dilihat pada tabel diatas bahwa keluaran akan bernilai 1 jika semua nilai input adalah 1, dan jika salah satu atau lebih input ada yang bernilai nol maka output akan bernilai nol.


Gerbang Inverter




Gambar Rangkaian Sederhana dan Simbol Inverter

Tabel Kebenaran Inverter


A

Y

 

0

1

1

0

 Gerbang NOT merupakan gerbang yang di mana keluarannya akan selalu berlawanan dengan masukannya.

Gerbang NAND







A

B

Y

0

0

1

0

1

1

1

0

1

1

1

0

Gerbang NAND adalah gerbang AND yang keluarannya disambungkan ke inverter. Dan nilai dari tabel kebenarannya merupakan kebalikan dari tabel kebenaran dari gerbang AND.

IC 4026

IC 4026 terdiri dari penghitung dekade Johnson 5-tahap dan dekoder keluaran yang mengubah kode Johnson menjadi keluaran dekode 7-segmen untuk menggerakkan tampilan numerik 7-segmen tunggal. Perangkat ini menawarkan keunggulan signifikan dalam aplikasi tampilan yang mengutamakan disipasi daya rendah dan/atau jumlah paket rendah.

Kedua sisi IC 4026 memiliki masukan umum, termasuk CLOCK, RESET, dan CLOCK INHIBIT, sementara keluaran umum mencakup CARRY OUT dan tujuh keluaran yang didekodekan (a, b, c, d, e, f, g). CD4026 juga dilengkapi masukan dan keluaran tambahan, seperti masukan DISPLAY ENABLE dan keluaran DISPLAY ENABLE serta keluaran "C-SEGMENT" UNGATED.

Ketika sinyal RESET tinggi diterapkan, penghitung dekade direset ke hitungan nol. Penghitung maju satu hitungan pada transisi positif sinyal clock, asalkan sinyal CLOCK INHIBIT rendah. Kemajuan penghitung melalui jalur clock terhambat ketika sinyal CLOCK INHIBIT tinggi.

Sinyal CLOCK INHIBIT dapat berfungsi sebagai clock tepi negatif ketika garis clock dipertahankan tinggi. Penghitung JOHNSON memiliki gerbang anti-lock, yang memastikan urutan penghitungan yang tepat.

Sinyal CARRY-OUT (Cout) menyelesaikan satu siklus setiap sepuluh siklus CLOCK INPUT, dan digunakan untuk mencatat waktu dekade berikutnya secara langsung dalam rantai penghitungan multi-dekade.

Tujuh keluaran yang didekodekan (a, b, c, d, e, f, g) mengaktifkan segmen yang sesuai dalam perangkat tampilan tujuh segmen yang digunakan untuk merepresentasikan angka desimal 0 hingga 9. Keluaran CD4026 hanya diaktifkan saat DISPLAY ENABLE IN tinggi.

Tipe seri IC 4026 tersedia dalam bentuk paket plastik dual-in-line 16-kabel (akhiran E), paket small-outline 16-kabel (akhiran NSR), dan paket small-outline thin shrink 16-kabel (akhiran PW dan PWR).

Sevent Segment 

Seven segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment.

Supaya memudahkan penggunaannnya biasanya memakai sebuah sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan. Bentuk tampilan modern disusun sebagai metode 7 bagian atau dot matriks. Jenis tersebut sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh batang led yang dilapis membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf yang dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai bagian-bagian tersebut.

Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder tersebut terbentuk  dari pintu-pintu akal yang masukannya berbetuk digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.

Tabel Pengaktifan Seven Segment Display


5. Percobaan [Kembali]

1. Persiapan Komponen

Sebelum merakit, siapkan seluruh komponen utama berikut:

  • Sensor Cahaya (LDR) — mendeteksi siang/malam.
  • Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture Sensor) — mendeteksi kadar air dalam tanah.
  • Sensor Ketinggian Air (Water Level Sensor / Float Sensor) — mendeteksi volume air pada tangki.
  • Op-Amp (LM358) — digunakan sebagai komparator untuk mendeteksi batas tegangan dari sensor.
  • Transistor (NPN, misal BC547 atau 2N2222) — sebagai driver untuk mengaktifkan pompa atau LED indikator.
  • Dioda (1N4007) — sebagai proteksi arus balik dari motor pompa.
  • Pompa Air Mini DC 12V — untuk mengalirkan air dari sumur ke tangki dan dari tangki ke tanaman.
  • IC 4026 dan 7-Segment Display — untuk menghitung dan menampilkan jumlah penyiraman.
  • IC Logic (gerbang AND, NOT, OR) — untuk kombinasi sinyal kontrol dan reset.
  • Power Supply 12V DC dan regulator 5V (7805) untuk bagian logika.
  • Kabel jumper, resistor, kapasitor, breadboard atau PCB.

 2. Perancangan Skematik Rangkaian

  1. Rancang blok sensor LDR
    • Hubungkan LDR ke pembagi tegangan dengan resistor.
    • Output LDR masuk ke salah satu input op-amp LM358 sebagai komparator.
    • Output komparator menghasilkan logika 1 untuk siang dan 0 untuk malam, digunakan untuk mengaktifkan/reset sistem.
  2. Rancang blok sensor ketinggian air
    • Gunakan water level sensor atau float switch di dalam tangki.
    • Saat tangki kosong → output logika 1 untuk menghidupkan pompa sumur.
    • Saat tangki penuh → output logika 0 untuk mematikan pompa sumur.
  3. Rancang blok sensor kelembaban tanah
    • Output analog dari sensor kelembaban masuk ke input non-inverting (+) op-amp LM358.
    • Pin inverting (–) diberi tegangan referensi (Vref) ≈ 30% kelembaban.
    • Jika kelembaban < 30% → output op-amp HIGH (logika 1) → aktifkan pompa penyiram tanaman.
    • Jika kelembaban > 30% → output LOW → pompa mati.
  4. Rancang driver pompa
    • Gunakan transistor NPN sebagai saklar pengendali pompa.
    • Kolektor ke beban (pompa), emitor ke ground, dan basis dikontrol oleh sinyal output dari komparator.
    • Pasang dioda paralel (1N4007) untuk melindungi dari lonjakan arus induktif.
  5. Rancang bagian counter (IC 4026)
    • Hubungkan pin CLOCK (pin 1) ke sinyal pulsa dari pompa penyiram (satu pulsa setiap kali pompa aktif).
    • Pin RESET (pin 15) dikontrol oleh sensor LDR → akan reset ke 0 saat malam hari.
    • Output a–g dihubungkan ke 7-segment display untuk menampilkan jumlah penyiraman.
  6. Tambahkan logika pembatas (Hitungan = 5)
    • Gunakan output segmen IC 4026 (misal kombinasi segmen a, f, g, c, d aktif) untuk mendeteksi angka 5.
    • Kombinasikan dengan gerbang logika (AND, NOT) untuk menghasilkan sinyal “STOP” yang mematikan pompa penyiram setelah penyiraman ke-5.
  7. Gabungkan semua blok
    • Hubungkan output dari setiap blok (sensor → op-amp → transistor driver → pompa → IC 4026).
    • Pastikan semua ground terhubung bersama.
    • Tambahkan LED indikator untuk menunjukkan status:
      • Pompa sumur ON
      • Pompa penyiram ON
      • Siang/Malam (indikator LDR)
      • Sistem Reset

 3. Perakitan Rangkaian di Breadboard / PCB

  • Susun komponen sesuai skematik.
  • Pastikan arah pin IC dan transistor benar.
  • Gunakan kabel jumper pendek untuk menghindari noise.
  • Gunakan breadboard untuk percobaan awal, dan setelah berhasil baru pindahkan ke PCB.

4. Pengujian Rangkaian

  1. Uji sensor cahaya: tutup LDR → sistem harus reset dan semua pompa mati.
  2. Uji sensor air: kosongkan tangki → pompa sumur hidup dan mati setelah tangki penuh.
  3. Uji sensor kelembaban tanah: turunkan kadar air tanah → pompa penyiram hidup otomatis.
  4. Periksa counter IC 4026: pastikan angka bertambah setiap kali pompa penyiram bekerja.
  5. Pastikan reset malam bekerja: saat gelap, angka pada 7-segmen kembali ke 0.

 5. Penyempurnaan dan Kalibrasi

  • Atur tegangan referensi (Vref) op-amp agar sesuai dengan batas kelembaban tanah yang diinginkan.
  • Kalibrasi sensor cahaya agar sistem tidak salah mendeteksi siang/malam.
  • Tambahkan relay atau MOSFET jika pompa menggunakan arus besar.
  • Pastikan semua sambungan kuat dan terlindung dari air saat digunakan di lapangan.

 

Download File

  Download Rangkaian Project                                         ( klik disini ) Download Video Demo                                    ...